Selamat Datang di ILUBI MH Thamrin Selamat Datang di ILUBI MH Thamrin Selamat Datang di ILUBI MH Thamrin Selamat Datang di ILUBI MH Thamrin

Kamis, 23 Juni 2011

SURAT KEPUTUSAN

SURAT KEPUTUSAN
001/ILUBI PRODI D III KEBIDANAN/MH.THAMRIN/VI/2005

Tentang

PENGANGKATAN PENGURUS IKATAN ALUMNI BIDAN (ILUBI)
PRODI D III KEBIDANAN MH. THAMRIN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMAD HUSNI THAMRIN


Menimbang          1.   Bahwa perlu adanya wadah untuk menjalin kerjasama antar alumni bidan/ Ilubi   Prodi D III Kebidanan MH. Thamrin dalam menjalankan kepengurusannya.
                              2.   Bahwa perlu menjaga tali silaturahmi antar alumni dan  Prodi D III Kebidanan MH. Thamrin .

Mengingat            1.   Status Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan MH. Thamrin.
2.      Peraturan Rumah Tangga Ikatan Alumni Bidan  ( ILUBI)  Prodi D III Kebidanan MH. Thamrin.
3.      Garis-garis Besar program Ikatan Alumni Bidan  Prodi D III Kebidanan MH. Thamrin.

Memperhatikan   :     Pengangkatan  Kepengurusan Ikatan Alumni Bidan ( ILUBI) Thamrin  2005-2010
Memutuskan

Menetapkan         :     Bahwa terhitung mulai kepengurusan Ikatan Alumni Bidan (ILUBI) Prodi D III Kebidanan MH. Thamrin sampai berakhirnya kepengurusan tersebut :
1.      Mengangkat Saudari-saudari (Nama Terlampir) sebagai Pengurus Ikatan Alumni Bidan  (ILUBI) Prodi D III Kebidanan MH. Thamrin
2.      Surat keputusan ini disampaikan untuk diketahui dan dilaksanakan sebagai amanah.
3.      Apabila surat mandat ini tidak dapat dilaksanakan, maka akan diadakan reshafle.
4.      Apabila dianggap perlu, keputusan ini dapat ditinjau kembali.


                                                                                                       Ditetapkan di  : Cipayung
                                                                                                  Tanggal           : 4-12-2005


                                                                                                                                               
                  Karminingsih, S.Si.T
                                                                                   Ketua Prodi


Sigunk Education: Pendidikan

Sigunk Education: Pendidikan: "i"

PELAYANAN KONTRASEPSI IMPLANON

KONTRASEPSI IMPLAN adalah kapsul plastik yang mengandung progestin , yang bekerja dengan cara mencegah ovulasi dan menghalangi masuknya sperma melalui lendir serviks yang kental (© 2003, PT Cyberindo Aditama Sitemap). Salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormone , dipasang pada lengan atas.

Cara kerja
1. Menekan ovulasi lebih dari 80% pemakaian implan pada tahun-tahun pertama tidak
mengalami ovulasi.
2. Perubahan lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga menghambat pergerakan
spermatozoa.
3. Menghambat perkembangan siklis dari endometrium.

Jenis-jenis implan
1.Implanon , yang terdiri dari satu kapsul.
2. Indoplan , terdiri dari dua kapsul.
3. Implan , terdiri dari enam kapsul.

Keuntungan
1.Cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung estrogen.
2. Efektivitas tinggi , angka kegagalan kurang dari 1% per 100 akseptor.
3. Dapat digunakan untuk jangka waktu panjang tiga (3) sampai dengan lima (5) tahun dan
bersifat reversibel.
4. Efek kontraseptif segera berakhir setelah implannya dikeluarkan , sehingga akseptor dapat
segera memperoleh kesuburannya kembali jika ingin mempunyai anak lagi.
5. Perdarahan menstruasi terjadi lebih ringan , sehingga mengurangi resiko anemia.
6. Tidak ada peningkatan tekanan darah .
7. Resiko terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil jika dibandingkan dengan pemakaian alat
kontrasepsi dalam rahim.
8. Tidak perlu mengingat-ingat seperti pada penggunaan kontrasepsi pil.

Kerugian
1
.Susuk / implan harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih.
2. Relatif lebih mahal , khususnya bagi kalangan menengah kebawah.
3. Sering timbul perubahan pola haid , bisa tidak terjadi menstruasi ataupun terjadinya
perdarahan bercak.
4. Akseptor tidak dapat menghentikan implan sekehendaknya sendiri , sehingga jika ingin
menghentikan pemakaian implan akseptor harus ke tempat pelayanan kesehatan.
5. Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang mengenalnya dan
ketakutan karena membutuhkan pembedahan ringan.

Kontra indikasi
1
.Kehamilan atau disangka hamil.
2. Penderita penyakit hati akut.
3. Diduga atau menderita kanker payudara.
4. Kelainan jiwa.
5. Penyakit jantung , hipertensi , diabetes mellitus.
6. Penyakit trombo emboli.
7. Riwayat kehamilan ektopik.

Indikasi
1.Wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang lama tetapi tidak tersedia
menjalani kontrasepsi mantap ataupun menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim.
2. Wanita yang tidak boleh menggunakan jenis kontrasepsi yang mengandung estrogen.

Efektifitas
1.Angka kegagalan implan kurang dari 1 per 100 wanita per tahun dalam tiga tahun pertama.
2. Efektivitas implan berkurang setelah masa pakai habis.
3. Implan dengan dua (2) susuk sama efektifnya seperti implan dengan enam susuk , untuk waktu
tiga (3) tahun pertama. Semula diharapkan implan dengan dua (2) susuk juga akan efektif
untuk lima (5) tahun, tetapi ternyata setelah pemakaian tiga (3) tahun terjadi kehamilan dalam
jumlah besar antara 5-6% yang tidak diduga.

Efek samping
1.Gangguan siklus haid berupa perdarahan tidak teratur.
2. Perdarahan bercak dan amenore (tidak mengalami perdarahan menstruasi selama 3 siklus
menstruasi berturut-turut).
3. Berkurangnya panjang siklus haid.
4. Sampai saat ini patofisiologi terjadinya perdarahan pada akseptor kontrasepsi progesteron
masih belum banyak diketahui.
5. Pada sebagian akseptor , perdarahan ireguler akan berkurang dengan berjalannya waktu.
6. Perdarahan yang hebat jarang terjadi.


Efek pada sistem reproduksi
1.Tidak dilaporkan adanya efek samping yang serius terhadap sistem reproduksi pada
pemakaian implan.
2. Memang pada 10% akseptor ditemukan adanya kista ovarium sementara hingga mencapai
ukuran 10 cm.
3. Adanya kekhawatiran kemungkinan bertambah resiko dari kehamilan ektopik.
4. Efek kontrasepsi implan menghilang dengan cepat setelah implan dikeluarkan. Mantan
akseptor implan dapat menjadi hamil sama cepatnya seperti wanita sama sekali tidak memakai
kontrasepsi apapun.
5. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa jumlah kecil dari levonorgestrel yang
dilepaskan oleh implan tidak mempunyai efek buruk pada bayi yang sedang dikandung
maupun pada bayi yang masih menyusui.
6. Pemakaian implan selama laktasi tidak mempengaruhi kadar hormon bayinya. Kadar
immunoglobulin serum dan FSH, LH dan testosterone di dalam urine adalah sama pada bayi
yang disusui akseptor implan dan yang disusui akseptor metode barier ataupun ibu-ibu yang
sama sekali tidak menggunakan kontrasepsi apapun.


Waktu pemasangan
Waktu yang paling baik pemasangan implan adalah sewaktu haid berlangsung atau masa pra-ovulasi dan siklus haid , sehingga adanya kehamilan dapat disingkirkan. Kapsul yang masing-masing mengandung 36 mg levonorgestrel ditanamkan pada lengan kiri atas atau pada lengan kanan atas akseptor yang kidal lebih kurang 6-10 cm dari lipatan siku.

Prosedur Pemasangan Implan
1. Terhadap calon akseptor dilakukan konseling dan KIE yang selengkap mungkin agar akseptor
lebih mengenal implan ini sehingga calon akseptor mengerti dan menerima semua resiko
penggunaan implan sebagai cara kontrasepsi yang akan dipakainya.
2. Persiapan alat-alat yang diperlukan :
a. Sabun anti septik.
b. Kasa steril.
c. Cairan antiseptik (betadine).
d. Kain steril (duk) yang mempunyai lubang.
e. Obat anestesi local (lidokain).
f. Spuit dan jarum suntik.
g. Troicard dan mandrin no. 10.
h. Sepasang sarung tangan steril.
i. Satu set kapsul implant yang terdiri dari 2 buah.
j. Scalpel dan bisturi yang tajam.
3. Teknik pemasangan
a. Calon akseptor dibaringkan terlentang di tempat tidur dan lengan kiri diletakkan pada meja
kecil di samping tempat tidur akseptor.
b. Daerah tempat pemasangan (lengan kiri bagian atas) dicuci dengan sabun antiseptik
kemudian diberi cairan antiseptik.
c. Daerah tempat pemasangan implan ditutup dengan kain steril yang berlubang.
d. Dilakukan injeksi obat anestesi kira-kira 6-10 cm di atas lipatan siku.
e. Setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjang 0,5 cm dengan skalpel+bisturi yang tajam.
f. Troicard dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan bawah kulit.
g. Kemudian kapsul dimasukkan di dalam troicard dan didorong dengan mandrin sampai
kapsul terletak di bawah kulit.
h. Demikian dilakukan berturut-turut dengan kapsul pertama sampai kedua , kapsul di bawah
kulit diletakkan demikian rupa sehingga susunannya seperti huruf “V”.
i. Setelah semua kapsul berada di bawah kulit , troicard ditarik pelan-pelan keluar.
j. Kontrol luka apakah ada perdarahan atau tidak.
k. Jika , kemudian diberi plester , umumnya tidak diperlukan jahitan.
l. Nasihat pada akseptor agar luka jangan basah , selama lebih kurang tiga (3) hari dan datang
kembali jika terjadi keluhan-keluhan yang mengganggu.

Pengangkatan
Pengangkatan implan dapat dilakukan dengan adanya indikasi :
1. Atas permintaan akseptor (apabila ingin hamil lagi).
2. Timbulnya efek samping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi dengan pengobatan
biasa.
3. Sudah habis masa pakainya.
4. Apabila terjadi kehamilan.

Prosedur Pencabutan Implan
Mengeluarkan implan umumnya lebih sulit daripada insersi persoalan dapat timbulnya implan dipasang terlalu dalam atau bila timbul jaringan fibrosus di sekeliling implan. Prosedurnya adalah sebagai berikut :
1. Cuci tangan akseptor , lakukan tindakan aseptik dan antisepsis.
2. Tentukan lokasi dari implan dengan jari-jari tangan dan dapat diberi tanda / gambar dengan
tinta.
3. Suntikan anestesi lokal dibawah implant , jangan menyuntikan anestesi diatas kapsul implan
karena pembengkakan kulit dapat menghalangi pandangan dari retaknya kapsul implan.
4. Buat satu insisi empat (4) mm sedekat mungkin pada ujung-ujung kapsul implan..
5. Keluarkan implan pertama yang terletak paling depat ke insisi atau terletak paling depat ke
permukaan.
6. Sampai saat ini dikenal 4 cara pencabutan implan , yaitu :
a. Cara pop–out (darney , klaise dan walker) , merupakan teknik pilihan bila memungkinkan
karena tidak traumatis , sekalipun tidak selalu mudah untuk mengerjakannya. Dorong ujung
proksimal “kapsul” (arah bahu) ke arah diistal dengan ibu jari sehingga mendekati lubang
insisi , sementara jari telunjuk menahan bagian tengah “kapsul” , sehingga ujung distal
kapsul menekan kulit.
b. Cara standard , jepit ujung distal “kapsul” dengan klem mosquito , sampai kira-kira 0,5–1
cm dari ujung klemnya, masuk di bawah kulit melalui lubang insisi. Putar pegangan klem
pada posisi 1800 di sekitar sumbu utamanya mengarah ke bahu akseptor. Bersihkan
jaringan-jaringan yang menempel di sekeliling klem dan kapsul dengan skalpel atau kasa
steril sampai “kapsul” terlihat dengan jelas. Tangkap ujung “kapsul” yang sudah terlihat
dengan klem crile lepaskan klem mosquito dan keluarkan “kapsul” dengan klem crile.
c. Cara “U” , teknik ini dikembangkan oleh dr. Untung prawiroharjo dari semarang dibuat
insisi memanjang selebar 4 mm kira-kira 5 mm proksimal dari ujung distal “kapsul” di
tengah antara kapsul. “kapsul” yang akan dicabut difiksasi dengan meletakkan jari telunjuk
tangan kiri sejajar di samping “kapsul”. “Kapsul” dipegang dengan klem (implan holding
forceps) kurang lebih 5 mm dari ujung distalnya. Kemudian klem diputar ke arah pangkal
lengan atas / bahu akseptor sehingga “kapsul” terlihat di bawah lubang insisi dan dapat
dibersihkan dari jaringan-jaringan yang menyelubunginya dengan memakai skalpel untuk
seterusnya dicabut keluar.
d. Cara tusuk “Ma”, dikembangkan oleh dr. Ibg Manuaba dari Denpasar memakai alat bantu
kawat atau jari roda sepeda , satu ujung di lengkungan sepanjang 0,5–0,75 cm dengan sudut
900 dan diperkecil serta diruncingkan , sedangkan ujung yang lain dilengkungkan dalam
satu bidang dengan lengkungan runcing tadi dan dipakai untuk pegangan operator setelah
“kapsul” dijepit dengan pinset atau klem arteri , jaringan ikat dibersihkan dengan pisau
sampai “kapsul” tampak putih. Kemudian alat tusuk “Ma” ditusukkan pada “kapsul” serta
terus diikat keluar. Berikan anestensi lagi bila diperlukan , untuk mengeluarkan implan yang
lain. Tutup dan bungkus luka insisi seperti pada saat insersi bila akseptor ingin dipasang
implan yang lain. Upaya pencabutan keenam “kapsul” norplan dibatasi sampai waktu 45
menit. Bila waktu tersebut tidak semua “kapsul” berhasil dikeluarkan , maka prosedur
pencabutan dihentikan dan upaya pencabutan kembali sisa “kapsul” yang masih tertinggal
diulangi kira-kira 3-4 minggu kemudian. Hal ini untuk mengurangi terjadinya infeksi dan
rasa nyeri. Di samping itu mencabut sisa “kapsul” norplan akan lebih mudah bila lengan
akseptor telah sembuh dari trauma jaringan upaya pencabutan yang lalu. Setelah selesai
dengan pencabutan keenam “kapsul” norplan rendam setelah alat-alat yang sudah dipakai
dalam cairan 0,5% untuk dekontaminasi alat-alat.

Pemeliharaan Alat-Alat Untuk Insersi Dan Pengangkatan Implan
1.Troicard harus dicuci dengan air hangat dan larutan antiseptik segera setelah insersi ,
kemudian didesinfeksi sebelum pemakaian.
2. Desinfeksi dengan autoclave merupakan cairan paling efektif.
3. Tetapi dengan merebus dalam air panas selama 5-10 menit atau sterilisasi dingin , tidak
akan membunuh virus hepatitis b pada daerah endemik hepatitis , alat-alat harus direbus
dalam air selama 15-30 menit.
4. Ujung troicard harus diperiksa setelah melakukan 10 insersi , dan bila diperlukan dapat
diasah kembali dengan pemeliharaan yang baik. Troicard yang baik ketajamannya dapat
dipakai untuk melakukan kurang lebih 50 insersi.

PELAYANAN KONTRASEPSI IMPLANON


KONTRASEPSI IMPLAN adalah kapsul plastik yang mengandung progestin , yang bekerja dengan cara mencegah ovulasi dan menghalangi masuknya sperma melalui lendir serviks yang kental (© 2003, PT Cyberindo Aditama Sitemap). Salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormone , dipasang pada lengan atas.

Cara kerja
1. Menekan ovulasi lebih dari 80% pemakaian implan pada tahun-tahun pertama tidak
mengalami ovulasi.
2. Perubahan lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga menghambat pergerakan
spermatozoa.
3. Menghambat perkembangan siklis dari endometrium.

Jenis-jenis implan
1.Implanon , yang terdiri dari satu kapsul.
2. Indoplan , terdiri dari dua kapsul.
3. Implan , terdiri dari enam kapsul.

Keuntungan
1.Cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung estrogen.
2. Efektivitas tinggi , angka kegagalan kurang dari 1% per 100 akseptor.
3. Dapat digunakan untuk jangka waktu panjang tiga (3) sampai dengan lima (5) tahun dan
bersifat reversibel.
4. Efek kontraseptif segera berakhir setelah implannya dikeluarkan , sehingga akseptor dapat
segera memperoleh kesuburannya kembali jika ingin mempunyai anak lagi.
5. Perdarahan menstruasi terjadi lebih ringan , sehingga mengurangi resiko anemia.
6. Tidak ada peningkatan tekanan darah .
7. Resiko terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil jika dibandingkan dengan pemakaian alat
kontrasepsi dalam rahim.
8. Tidak perlu mengingat-ingat seperti pada penggunaan kontrasepsi pil.

Kerugian
1
.Susuk / implan harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih.
2. Relatif lebih mahal , khususnya bagi kalangan menengah kebawah.
3. Sering timbul perubahan pola haid , bisa tidak terjadi menstruasi ataupun terjadinya
perdarahan bercak.
4. Akseptor tidak dapat menghentikan implan sekehendaknya sendiri , sehingga jika ingin
menghentikan pemakaian implan akseptor harus ke tempat pelayanan kesehatan.
5. Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang mengenalnya dan
ketakutan karena membutuhkan pembedahan ringan.

Kontra indikasi
1
.Kehamilan atau disangka hamil.
2. Penderita penyakit hati akut.
3. Diduga atau menderita kanker payudara.
4. Kelainan jiwa.
5. Penyakit jantung , hipertensi , diabetes mellitus.
6. Penyakit trombo emboli.
7. Riwayat kehamilan ektopik.

Indikasi
1.Wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang lama tetapi tidak tersedia
menjalani kontrasepsi mantap ataupun menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim.
2. Wanita yang tidak boleh menggunakan jenis kontrasepsi yang mengandung estrogen.

Efektifitas
1.Angka kegagalan implan kurang dari 1 per 100 wanita per tahun dalam tiga tahun pertama.
2. Efektivitas implan berkurang setelah masa pakai habis.
3. Implan dengan dua (2) susuk sama efektifnya seperti implan dengan enam susuk , untuk waktu
tiga (3) tahun pertama. Semula diharapkan implan dengan dua (2) susuk juga akan efektif
untuk lima (5) tahun, tetapi ternyata setelah pemakaian tiga (3) tahun terjadi kehamilan dalam
jumlah besar antara 5-6% yang tidak diduga.

Efek samping
1.Gangguan siklus haid berupa perdarahan tidak teratur.
2. Perdarahan bercak dan amenore (tidak mengalami perdarahan menstruasi selama 3 siklus
menstruasi berturut-turut).
3. Berkurangnya panjang siklus haid.
4. Sampai saat ini patofisiologi terjadinya perdarahan pada akseptor kontrasepsi progesteron
masih belum banyak diketahui.
5. Pada sebagian akseptor , perdarahan ireguler akan berkurang dengan berjalannya waktu.
6. Perdarahan yang hebat jarang terjadi.


Efek pada sistem reproduksi
1.Tidak dilaporkan adanya efek samping yang serius terhadap sistem reproduksi pada
pemakaian implan.
2. Memang pada 10% akseptor ditemukan adanya kista ovarium sementara hingga mencapai
ukuran 10 cm.
3. Adanya kekhawatiran kemungkinan bertambah resiko dari kehamilan ektopik.
4. Efek kontrasepsi implan menghilang dengan cepat setelah implan dikeluarkan. Mantan
akseptor implan dapat menjadi hamil sama cepatnya seperti wanita sama sekali tidak memakai
kontrasepsi apapun.
5. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa jumlah kecil dari levonorgestrel yang
dilepaskan oleh implan tidak mempunyai efek buruk pada bayi yang sedang dikandung
maupun pada bayi yang masih menyusui.
6. Pemakaian implan selama laktasi tidak mempengaruhi kadar hormon bayinya. Kadar
immunoglobulin serum dan FSH, LH dan testosterone di dalam urine adalah sama pada bayi
yang disusui akseptor implan dan yang disusui akseptor metode barier ataupun ibu-ibu yang
sama sekali tidak menggunakan kontrasepsi apapun.


Waktu pemasangan
Waktu yang paling baik pemasangan implan adalah sewaktu haid berlangsung atau masa pra-ovulasi dan siklus haid , sehingga adanya kehamilan dapat disingkirkan. Kapsul yang masing-masing mengandung 36 mg levonorgestrel ditanamkan pada lengan kiri atas atau pada lengan kanan atas akseptor yang kidal lebih kurang 6-10 cm dari lipatan siku.

Prosedur Pemasangan Implan
1. Terhadap calon akseptor dilakukan konseling dan KIE yang selengkap mungkin agar akseptor
lebih mengenal implan ini sehingga calon akseptor mengerti dan menerima semua resiko
penggunaan implan sebagai cara kontrasepsi yang akan dipakainya.
2. Persiapan alat-alat yang diperlukan :
a. Sabun anti septik.
b. Kasa steril.
c. Cairan antiseptik (betadine).
d. Kain steril (duk) yang mempunyai lubang.
e. Obat anestesi local (lidokain).
f. Spuit dan jarum suntik.
g. Troicard dan mandrin no. 10.
h. Sepasang sarung tangan steril.
i. Satu set kapsul implant yang terdiri dari 2 buah.
j. Scalpel dan bisturi yang tajam.
3. Teknik pemasangan
a. Calon akseptor dibaringkan terlentang di tempat tidur dan lengan kiri diletakkan pada meja
kecil di samping tempat tidur akseptor.
b. Daerah tempat pemasangan (lengan kiri bagian atas) dicuci dengan sabun antiseptik
kemudian diberi cairan antiseptik.
c. Daerah tempat pemasangan implan ditutup dengan kain steril yang berlubang.
d. Dilakukan injeksi obat anestesi kira-kira 6-10 cm di atas lipatan siku.
e. Setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjang 0,5 cm dengan skalpel+bisturi yang tajam.
f. Troicard dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan bawah kulit.
g. Kemudian kapsul dimasukkan di dalam troicard dan didorong dengan mandrin sampai
kapsul terletak di bawah kulit.
h. Demikian dilakukan berturut-turut dengan kapsul pertama sampai kedua , kapsul di bawah
kulit diletakkan demikian rupa sehingga susunannya seperti huruf “V”.
i. Setelah semua kapsul berada di bawah kulit , troicard ditarik pelan-pelan keluar.
j. Kontrol luka apakah ada perdarahan atau tidak.
k. Jika , kemudian diberi plester , umumnya tidak diperlukan jahitan.
l. Nasihat pada akseptor agar luka jangan basah , selama lebih kurang tiga (3) hari dan datang
kembali jika terjadi keluhan-keluhan yang mengganggu.






Pengangkatan
Pengangkatan implan dapat dilakukan dengan adanya indikasi :
1. Atas permintaan akseptor (apabila ingin hamil lagi).
2. Timbulnya efek samping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi dengan pengobatan
biasa.
3. Sudah habis masa pakainya.
4. Apabila terjadi kehamilan.

Prosedur Pencabutan Implan
Mengeluarkan implan umumnya lebih sulit daripada insersi persoalan dapat timbulnya implan dipasang terlalu dalam atau bila timbul jaringan fibrosus di sekeliling implan. Prosedurnya adalah sebagai berikut :
1. Cuci tangan akseptor , lakukan tindakan aseptik dan antisepsis.
2. Tentukan lokasi dari implan dengan jari-jari tangan dan dapat diberi tanda / gambar dengan
tinta.
3. Suntikan anestesi lokal dibawah implant , jangan menyuntikan anestesi diatas kapsul implan
karena pembengkakan kulit dapat menghalangi pandangan dari retaknya kapsul implan.
4. Buat satu insisi empat (4) mm sedekat mungkin pada ujung-ujung kapsul implan..
5. Keluarkan implan pertama yang terletak paling depat ke insisi atau terletak paling depat ke
permukaan.
6. Sampai saat ini dikenal 4 cara pencabutan implan , yaitu :
a. Cara pop–out (darney , klaise dan walker) , merupakan teknik pilihan bila memungkinkan
karena tidak traumatis , sekalipun tidak selalu mudah untuk mengerjakannya. Dorong ujung
proksimal “kapsul” (arah bahu) ke arah diistal dengan ibu jari sehingga mendekati lubang
insisi , sementara jari telunjuk menahan bagian tengah “kapsul” , sehingga ujung distal
kapsul menekan kulit.
b. Cara standard , jepit ujung distal “kapsul” dengan klem mosquito , sampai kira-kira 0,5–1
cm dari ujung klemnya, masuk di bawah kulit melalui lubang insisi. Putar pegangan klem
pada posisi 1800 di sekitar sumbu utamanya mengarah ke bahu akseptor. Bersihkan
jaringan-jaringan yang menempel di sekeliling klem dan kapsul dengan skalpel atau kasa
steril sampai “kapsul” terlihat dengan jelas. Tangkap ujung “kapsul” yang sudah terlihat
dengan klem crile lepaskan klem mosquito dan keluarkan “kapsul” dengan klem crile.
c. Cara “U” , teknik ini dikembangkan oleh dr. Untung prawiroharjo dari semarang dibuat
insisi memanjang selebar 4 mm kira-kira 5 mm proksimal dari ujung distal “kapsul” di
tengah antara kapsul. “kapsul” yang akan dicabut difiksasi dengan meletakkan jari telunjuk
tangan kiri sejajar di samping “kapsul”. “Kapsul” dipegang dengan klem (implan holding
forceps) kurang lebih 5 mm dari ujung distalnya. Kemudian klem diputar ke arah pangkal
lengan atas / bahu akseptor sehingga “kapsul” terlihat di bawah lubang insisi dan dapat
dibersihkan dari jaringan-jaringan yang menyelubunginya dengan memakai skalpel untuk
seterusnya dicabut keluar.
d. Cara tusuk “Ma”, dikembangkan oleh dr. Ibg Manuaba dari Denpasar memakai alat bantu
kawat atau jari roda sepeda , satu ujung di lengkungan sepanjang 0,5–0,75 cm dengan sudut
900 dan diperkecil serta diruncingkan , sedangkan ujung yang lain dilengkungkan dalam
satu bidang dengan lengkungan runcing tadi dan dipakai untuk pegangan operator setelah
“kapsul” dijepit dengan pinset atau klem arteri , jaringan ikat dibersihkan dengan pisau
sampai “kapsul” tampak putih. Kemudian alat tusuk “Ma” ditusukkan pada “kapsul” serta
terus diikat keluar. Berikan anestensi lagi bila diperlukan , untuk mengeluarkan implan yang
lain. Tutup dan bungkus luka insisi seperti pada saat insersi bila akseptor ingin dipasang
implan yang lain. Upaya pencabutan keenam “kapsul” norplan dibatasi sampai waktu 45
menit. Bila waktu tersebut tidak semua “kapsul” berhasil dikeluarkan , maka prosedur
pencabutan dihentikan dan upaya pencabutan kembali sisa “kapsul” yang masih tertinggal
diulangi kira-kira 3-4 minggu kemudian. Hal ini untuk mengurangi terjadinya infeksi dan
rasa nyeri. Di samping itu mencabut sisa “kapsul” norplan akan lebih mudah bila lengan
akseptor telah sembuh dari trauma jaringan upaya pencabutan yang lalu. Setelah selesai
dengan pencabutan keenam “kapsul” norplan rendam setelah alat-alat yang sudah dipakai
dalam cairan 0,5% untuk dekontaminasi alat-alat.

Pemeliharaan Alat-Alat Untuk Insersi Dan Pengangkatan Implan
1.Troicard harus dicuci dengan air hangat dan larutan antiseptik segera setelah insersi ,
kemudian didesinfeksi sebelum pemakaian.
2. Desinfeksi dengan autoclave merupakan cairan paling efektif.
3. Tetapi dengan merebus dalam air panas selama 5-10 menit atau sterilisasi dingin , tidak
akan membunuh virus hepatitis b pada daerah endemik hepatitis , alat-alat harus direbus
dalam air selama 15-30 menit.
4. Ujung troicard harus diperiksa setelah melakukan 10 insersi , dan bila diperlukan dapat
diasah kembali dengan pemeliharaan yang baik. Troicard yang baik ketajamannya dapat
dipakai untuk melakukan kurang lebih 50 insersi.