Selamat Datang di ILUBI MH Thamrin Selamat Datang di ILUBI MH Thamrin Selamat Datang di ILUBI MH Thamrin Selamat Datang di ILUBI MH Thamrin

Kamis, 23 Juni 2011

FISIOLOGI NIFAS & PENANGANANNYA


v  PUERPERIUM NORMAL & PENGAWASANNYA
Masa nifas : mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu.
Seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.

GENITALIA INTERNA & EKSTERNA
Perubahan-perubahan alat-alat genital (interna & eksterna) dalam keseluruhannya disebut involusi.
Disamping involusi terjadi juga hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi.
Laktasi terjadi karena pengaruh Lactogenic hormone dari kelenjar hipotisis terhadap kelenjar-kelenjar mamma.
Setelah janin dilahirkan, fundus uteri kira-kira setinggi pusat : segera setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri + 2 jari di bawah pusat.
Uterus menyerupai buah advokat gepeng, berukuran : P=+15 cm, L=+12 cm & tebal = + 10 cm.

Dinding uterus + 5 cm, pada bekas implantasi plasenta lebih tipis  dari pada bagian lain.  Pada hari ke-5 post partum uterus kurang lebih setinggi 7 cm atas simfisis atau setengah simfisis pusat, sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi di atas simfisis.  Bagian bekas implantasi plasenta merupakan suatu luka yang kasar & menonjol ke dalam kavum uteri setelah persalinan. Penonjolan tersebut dengan diameter + 7,5 cm, sering disangka sebagai suatu bagian plasenta yang tertinggal.

Sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan pada 6 minggu telah mencapai 2,4 mm. Uterus gravidus aterm beratnya kira-kira 1000 gr 1 minggu post partum menjadi + 500 gr, 2 minggu post partum menjadi 300 gr dan setelah 6 minggu post partum, berat uterus jadi 40-60 gr (berat uterus normal + 30 gr).

Perubahan ini berhubungan erat dengan perubahan miometrilium yang bersifat proteolisis. Hasil dari proses ini dialirkan melalui pembuluh getah bening.

Otot-otot uterus berkontraksi segera post partum. Pembuluh-pembuluh darah yang berada diantara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan.

Perubahan pada serviks post partum  : serviks agak menganga seperti corong, disebabkan korpus berkontraksi sedangkan serviks tidak. Warna serviks merah kehitaman karena penuh pembuluh darah. Konsistensinya lunak. Segera setelah janin lahir, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan pada cavum uteri. Setelah 2 jam, dapat dimasukkan 2-3 jari & setelah 1 minggu dapat dimasukkan 1 jari ke dalam cavum uteri.

Perubahan pada endometrium = timbul trombosis, degenerasi & nekrosis di tempat implantasi plasenta.
Hari I = tebal endometrium 2-5 mm, permukaan kasar
Hari 3 = permukaan endometrium mulai rata akibat pelepasan sel-sel di bagian-bagian yang berdegenerasi.
Regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis, memakan waktu 2-3 mg.

Pelepasan jaringan berdegenerasi ini berlangsung lengkap, sehingga tidak ada pembentukan jaringan parut pada bekas tempat implementasi plasenta. Ligamen-ligamen & diafragma pelvis serta fasia meregang sewaktu kehamilan & partus. Setelah janin lahir, berangsur-angsur ciut, seperti sedia kala. Tidak jarang ligamentum rotundum jadi kendor, yang mengakibatkan uterus jatuh ke belakang sehingga timbul keluhan “ kandungan turun”. Untuk memulihkannya dapat dengan latihan-latihan tertentu. Fisioterapi yang dapat diberikan pada 2 hari post partum.


v  Hemokonsentrasi
Pada kehamilan terdapat shunt antara sirkulasi ibu & plasenta. Setelah melahirkan, shunt tersebut hilang tiba-tiba. Volume darah pada ibu relatif bertambah yang dapat menimbulkan beban jantung sehingga dapat terjadi dekompensasi kordis pada penderita vitum kardis.

Keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya hemokonsentrasi yang terjadi pada hari-hari ke 3-15 hari post partum.

v  Laktasi
Perubahan yang terdapat pada kedua mamma pada sejak kehamilan muda :
  1. Proliferasi jaringan, terutama kelenjar-kelenjar & alveolus & lemak.
  2. Pada duktus laksiferus terdapat colostrum.
  3. Hipervaskularisasi terdapat pada permukaan maupun pada bagian dalam mamma.
  4. setelah partus, pengaruh menekan dari esterogen & progresteron terhadap hipofisis hilang. Timbul pengaruh hormon-hormon hipofisis kembali, antara lain lactogenic hormone (prokeksin). Pengaruh oksitosin mengakibatkan mioepitelium kelenjar-kelenjar susu berkontraksi, sehingga pengeluaran ASI dilaksanakan. Umumnya produksi asli berlangsung betul pada hari ke-2-3 post partum. Pada hari-hari I ASI mengandung colostrum, mengandung protein albumin dan globulin & benda-benda kolostrum dengan diameter 0,001-0,025 mm dan mudah dicerna. Rangsangan terbaik untuk mengeluarkan ASI adalah dengan menyusui bayi itu sendiri. Kadar prolaktin meningkat dengan perangsangan fisik pada putting mamma.

Rangsangan psikis merupakan refleks dari mata ibu ke otak, mengakibatkan oksitosin dhasilkan, sehingga ASI dapat dikeluarkan dan sebagai efek sampingan, memperbaiki involusi uterus.
Keuntungan lain menyusui : menjelma rasa kasih sayang antara ibu dan anak.

ASI dapat melindungi bayi terhadap infeksi seperti :
-          Gastroenteris
-          Radang jalan nafas & paru-paru
-          Otitis media.

Sehubungan ASI mengandung lactoferin, lysozyme & imunogbulin A.

v  Perubahan Lain Pada Nifas
-          After paru/ mules-mules akibat kontraksi uterus. Kadang-kadang sangat menganggu selama 2-3 hari post partum. Lebih terasa bila menyusui.
-          Sesudah partus, suhu tubuh wanita dapat naik 0,5 0C dari keadaan normal, tapi tidak melebihi 380C. sesudah 12 jam pertama post partum, umumnya suhu kembali normal. Bila suhu > 380C, maka mungkin ada infeksi.
-          Segera setelah partus terjadi bradikardi. Bila terdapat takikardi sedangkan badan tidak panas, mungkin ada perdarahan berlebihan atau ada vitium kardis. Pada masa nifas umumnya denyut nadi lebih labil dibandingkan dengan suhu badan.
-          Pada beberapa kasus ditemukan hipertensi post partum. Biasanya akan hilang sendiri bila tidak ada penyakit-penyakit lain yang menyertainya + 2 bulan tanpa pengobatan.
-          Lokia = sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
Hari I         =  lokia nibra/ lokia kruenta
    Darah segar + sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa vernix caseosa, lanugo & mekonium.
1 – 6 hari = lokia sanguinolenta
1 – 2 mg  = lokia serosa
> 2 mg     = lokia alba

Biasanya lokia berbau sedikit amis, kecuali bila terdapat infeksi, akan berbau busuk, contoh : lokiostasis & infeksi. Hofbawer mengemukakan adanya suatu sistem pertahanan pada dasar ligamentum  latum yang terdiri atas kelompok-kelompok infiltrat sel-sel bulat yang disamping mengadakan pertahanan terhadap penyerbuan kuman-kuman, bermanfaat pula untuk menghilangkan jaringan-jaringan nekrotik.

v  Perawatan Post Partum
Dimulai sejak kala ini dengan menghindarkan kemungkinan perdarahan & infeksi.  Bila ada laserasi jalan lahir/ luka bekas episiotomi, lakukan penjahitan & perawatan luka sebaik-baiknya 8 jam post partum wanita harus tidur telentang untuk mencegah terjadinya perdarahan sesudah 8 jam, badan miring kiri dan kanan untuk mencegah trombosis.

Ibu dan bayi bisa diletakkan dalam 1 kamar (rooming in) atau terpisah. Pada hari ke-2 bila perlu dapat dilakukan latihan-latihan senam. Hari ke-3 duduk, ke-4 berjalan, ke-5 dapat dipulangkan. Diet yang diberikan harus bermutu tinggi dengan cukup kalori, cukup protein, cairan serta buah-buahan karena wanita mengalami hemokosentrasi.

Mitsi/ berkemih harus cepat dapat dilakukan sendi. Bila kandung kencing penuh & wanita tidak dapat berkemih sendiri, sebaiknya dilakukan kateterisasi dengan memperhatikan jangan sampai infeksi.

Umumnya partus lama, yang kemudian diakhiri dengan ekstraksi valcum/ cunan, dapat mengakibatkan hal-hal yang demikian sampai terjadi retensio urin. Bila perlu, sebaiknya dipasang dawer catheter/ indwelling catheter untuk memberi istirahat pada otot-otot kandung kencing. Dengan demikian, jika ada kerusakan-kerusakan pada otot-otot kandung kencing, otot-otot cepat pulih kembali sehingga tugasnya cepat pula kembali.

Defekasi harus ada 3 hari post partum. Bila ada obstirasi, lakukan klisma/ beri laksans per os supaya tidak terjadi infeksi. Bila terdapat after panis/ mules à beranalgetika/ sedativa supaya dapat tidur. 8 jam post partum disuruh menyusui bayi untuk merangsang laktasi.

Kontra indikasi menyusui :
-          Typus abdominalis
-          TBC aktif
-          Vitium kardis berat
-          Tineotoksikosis
-          DM berat
-          Psikosis
-          Retraded nipples
-          Morbus hansen


v  Perawatan Mamma
-          Cuci areola mamma & putting susu dengan teratur dengan sabun dan beri minyak/ cream agar tetap lemas. Jangan sampai kelak mudah lecet/ pecah-pecah. Sebelum menyusui mamma harus dibiarkan lemas dengan melakukan message secara menyeluruh. Bersihkan sebelum menyusui. Bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara mengadakan pembalutan kedua mamma hingga tertekan & dapat pula diberi loromocryphin sehingga lactogenic hormon tertekan.

Pemeriksaan Post Natal
Yang harus diperiksa :
  1. Keadaan umum
  2. Keadaan payudara & puttingnya
  3. Dinding perut, apakah ada hernia
  4. Keadaan perineum
  5. Kandung kencing, ada sistokel/ uretrokel atau tidak.
  6. Rektum, ada rektokel & pemeriksaan tonus. M. sfingerani.
  7. Adanya fluor alkus
  8. Keadaan serviks, uterus & adneya.

Perdarahan yang mungkin terjadi dalam masa 40 hari biasa disebabkan oleh adanya subinvolusi uteri terhadap penderita tidur dan diberi tablet ergomebin. Bila perdarahan tetap ada, lakukan kuretase untuk menyingkirkan kemungkinan adanya sisa-sisa plasenta. Bila curiga ada keganasan, lakukan pemeriksaan sitologi & eksisi percobaan untuk menyingkirkan keganasan.


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.